Tresno - Makaryo - Guyub )|( Ngajewantahaken Indonesia Ingkang Adil lan Sejahtera

Friday, April 19, 2013

"Menebar Cinta di Pedalaman Kalimantan" | Sebuah Catatan Dakwah by @Kang_Kirno



Jadi pekerja tambang yang pernah penulis alami  berangkat pagi – pagi sebelum sholat Subuh bahkan suara ayam berkokokpun belum terdengar, tetapi kita para karyawan sudah ditungguin bus yang setia mengantar dan menjemput sampai ke lokasi tambang. tiap hari saya berangkat kerja jam 04:30 dan melaksanakan sholat subuh berjamaah bersama para pekerja tambang yang lainnya di mushola lokasi tempat kita bekerja,  karena bila saya ikut jamaah di masjid yang ada didekat rumah kontrakan pasti ketinggalan bus, bekerja dilapangan memang memerlukan ketahanan fisik & kekuatan mental, karena yang kita hadapi adalah pekerjaan yang berisiko tinggi belum lagi bertemu dengan orang yang dari berbagai macam latar belakang dan karakter  yang berbeda jadi ya harus sabar dan ikhlas menjalaninya.

Thursday, April 18, 2013

Rekam Jejak Kado Indah 15 Tahun PKS | by @NdhaAndini

  1. Kampanye PK pada 3 Juni 1999 di Bundaran HI
     
    Partai Keadilan (PK) dideklarasikan di Lapangan Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 9 Agustus 1998
  2. Saat itu umur reformasi baru 3 bulan. Bayi merah PK menggeliat dalam euforia reformasi yang masih menggaung dan terasa dimana-mana. Nurmahmudi Ismail (walikota Depok saat ini) menjadi
  3. Presiden PK yang pertama. Dalam waktu singkat, PK ada di seluruh provinsi.

Tuesday, April 16, 2013

“Kemanakah kita akan melangkah?” | by @kang_kirno



Di antara kita sampai saat ini masih sering bingung menentukan arah tujuan hidup ini, mau kemana dan apasih tujuan hidup kita ini? itulah yang mungkin ada dalam benak kita.
Kehidupan kita saat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana masa kecil kita berada untuk tumbuh dan berkembang berada. Sebagai contoh penulis yang masa kecil hidupnya di sebuah desa dibilangan kec. Cepu kab. Blora yang jauh dari hiruk pikuknya keramaian kota besar yang sebagian besar penduduknya mata pencahariannya adalah petani yang hidupnya sangat sederhana kalau gak bisa dibilang pas – pasan dari segi ekonomi dan sangat sedikit sekali petani – petani di desa penulis yang kalau sakit lantas pergi ke dokter untuk berobat karena puskesmas pun belum ada, sehingga pilihan utama mereka adalah mendatangi dukun untuk menyembuhkan sakitnya, yang mana diantara petunjuk dari dukun itu tentunya mengandung kesyirikan.