Tresno - Makaryo - Guyub )|( Ngajewantahaken Indonesia Ingkang Adil lan Sejahtera

Friday, May 7, 2010

Pekerja Tambang

Sehari - hari hanya berkutat dengan dunia tambang yang sangat melelahkan, berangkat pagi - pagi sebelum sholat subuh biasanya saya sholat subuh berjamaah bersama rekan - rekan kerja yang lain di mushola kantor workshop yang tentunya waktunya sudah mepet banget, setelah itu kita para pekerja tambang harus mengikuti kegiatan rutin yang sangat membosankan bagiku yaitu "Safety talk Meeting" karena topiknya hanya itu - itu saja dan selalu di ulang - ulang, kurang menarik & sangat menjenuhkan bagiku, lalu kita menjalankan pekerjaan rutinitas sehari - hari yang hampir setiap hari pekerjaan yang di lakukan adalah sama.

Ketidakadilan begitu terasa ketika jam istirahat siang para karyawan Staff pada makan di kantin yang bertaraf internasional dengan segala menu Indonesia maupun menu ala barat ada, sedangkan para pekerja non staff makan dengan bekal mbawa dari rumah masing - masing dengan menu ala kadarnya, dan para staff mendapat fasilitas camp yang sangat mewah bagiku.
Sore hari setelah lewat jam 6 para pekerja tambang baru pulang dari tambang sampai di rumah waktu sholat Magrib sudah lewat, dan saya pun harus Sholat Magrib dengan waktu - waktu sisa lagi, setelah selesai makan malam sama istri tercintaku saya pergi ke mushola utk sholat isya' berjamaah, setelah itu langsung tidur. kita bekerja setiap hari seperti itu kita tidak bermasyarakat, tidak bertetangga sehingga kodrat manusia yang sesungguhnya adalah makhluk sosial terusik dalam jiwa ini, sampai kapankah saya harus menjalani ini semua?
sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam sudah tidak betah ingin segera pindah cari kerja di kota atau di tempat yang lebih layak untuk kehidupan. tapi entahlah sampai kapan yang pasti saya sudah berusaha & berdo'a semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk saya.
Masih ada keinginan yang kuat dalam hati ini untuk kembali bekerja di kota sambil melanjutkan kuliah lagi yang sempat terputus karena keadaan saat itu yang memaksa saya harus meninggalkan kampus demi kelangsungan hidup keluargaku.
Saya rindu akan kehidupan seperti dulu lagi, tarbiyah, berdakwah bersosial di masyarakat.
Ya Allah kabulkanlah do'a hambamu yang lemah ini.

3 comments :

Agus Susilo said...

Assalamualikum Wr Wb kang Kirno,
Hal sama pernah saya rasakan betapa melelahkannya kerja di tambang dengan rutinitas yg itu2 saja serta tergilasnya waktu kita hingga mengusik jiwa seperti yg sampean rasakan saat ini, dengan niat yg besat serta begitu berharap dengan doa kepada Allah SWT tanpa henti, saya bisa melepaskan diri dari kondisi tsb, saya tinggalkan Satui sebagai pekerja tambang menuju Balikpapan tahun 2005 tepatnya bulan Agustus, banyak tantangan yg harus di selesaikan dgn baik tanpa harus menyakiti org2 yg tidak setuju hijrah saya ke Bpn saat itu terutama dari keluarga, tapi mereka tidak tahu apa yang saya rasakan dan tidak tahu cita2 saya sebagai seorang suami & ayah... mereka sekarang baru tahu ooo ternyata itu thoo yg di inginkan Agus ...

Unknown said...

Wa'alaikum salam wrwb,
Terimakasih atas komentnya, ya itulah curhatan dari saura hatiku.....
Enggak tahu sampai kapan saya harus di sini....
bila ada info vacnt di BSF tolng infoin stya ya kang!

taufiq said...

Anggap aja lagi jihad mas.. :D