Tresno - Makaryo - Guyub )|( Ngajewantahaken Indonesia Ingkang Adil lan Sejahtera

Sunday, February 17, 2008

Ikhwan GANTENG, Partner Sejati Akhwat?

Oleh : Ayat Al Akrash

Alangkah indahnya Islam. Kedudukan manusia dinilai dari ketaqwaannya, bukan dari gendernya. Ini adalah strata terbuka sehingga siapa saja berpeluang untuk memasuki strata taqwa.
Ikhwan dan akhwat adalah dua makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berbeda. Ikhwan, sebagaimana ia, memang diciptakan lebih dominan rasionalitasnya karena ia adalah pemimpin bagi kaum hawa. Akhwat, sebagaimana ia, memang diciptakan lebih dominan sensitivitas perasaannya karena ia akan menjadi ibu dari anak-anaknya.

Kisah tentang Wong Samin di Blora

Wong Samin, begitu orang menyebut mereka. Masyarakat ini adalah keturunan para pengikut Samin Soersentiko yang mengajarkan sedulur sikep, dimana dia mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain diluar kekerasan. Bentuk yang dilakukan adalah menolak membayar pajak, menolak segala peraturan yang dibuat pemerintah kolonial. Masyarakat ini acap memusingkan pemerintah Belanda maupun penjajahan Jepang karena sikap itu, sikap yang hingga sekarang dianggap menjengkelkan oleh kelompok diluarnya. Masyarakat Samin sendiri juga mengisolasi diri hingga baru pada tahun 70an mereka baru tahu Indonesia telah merdeka. Kelompok Samin ini tersebar sampai pantura timur Jawa Tengah, namun konsentrasi terbesarnya berada di kawasan Blora, Jawa Tengah dan Bojonegoro, Jawa Timur yang masing-masing bermukim di perbatasan kedua wilayah. Jumlah mereka tidak banyak dan tinggal dikawasan pegunungan Kendeng diperbatasan dua propinsi. Kelompok Samin lebih suka disebut wong sikep, karena kata Samin bagi mereka mengandung makna negatif. Orang luar Samin sering menganggap mereka sebagai kelompok yang lugu, suka mencuri, menolak membayar pajak, dan acap menjadi bahan lelucon terutama dikalangan masyarakat Bojonegoro. Pokok ajaran Samin Surosentiko (nama aslinya Raden Kohar, kelahiran Desa Ploso Kedhiren, Randublatung, tahun 1859, dan meninggal saat diasingkan ke Padang, 1914) diantaranya:• Agama adalah senjata atau pegangan hidup. Paham Samin tidak membeda-bedakan agama, yang penting adalah tabiat dalam hidupnya.• Jangan mengganggu orang, jangan bertengkar, jangan irihati dan jangan suka mengambil milik orang lain.• Bersikap sabar dan jangan sombong.• Manusia harus memahami kehidupannya, sebab roh hanya satu dan dibawa abadi selamanya.• Bila orang berbicara, harus bisa menjaga mulut, jujur dan saling menghormati. Orang Samin dilarang berdagang karena terdapat unsur ‘ketidakjujuran’ didalamnya. Juga tidak boleh menerima sumbangan dalam bentuk apapun.Masyarakat Samin terkesan lugu, bahkan lugu yang amat sangat, berbicara apa adanya, dan tidak mengenal batas halus kasar dalam berbahasa karena bagi mereka tindak-tanduk orang jauh lebih penting daripada halusnya tutur kata. Kelompok ini terbagi dua, yakni Jomblo-ito atau Samin Lugu, dan Samin sangkak, yang mempunyai sikap melawan dan pemberani. Kelompok ini mudah curiga pada pendatang dan suka membantah dengan cara yang tidak masuk akal. Ini yang sering menjadi stereotip dikalangan masyarakat Bojonegoro dan Blora. Mereka melaksanakan pernikahan secara langsung, tanpa melibatkan lembaga-lembaga pemerintah bahkan agama, karena agama mereka tidak diakui negara. Mereka menganggap agamanya sebagai Agama Adam, yang diterapkan turun temurun. Dalam buku Rich Forests, Poor People - Resource Control and Resistance in Java, Nancy Lee Peluso menjelaskan para pemimpin samin adalah guru tanpa buku, pengikut-pengikutnya tidak dapat membaca ataupun menulis. Suripan Sadi Hutomo dalam Tradisi dari Blora (1996) menunjuk dua tempat penting dalam pergerakan Samin: Desa Klopodhuwur di Blora sebelah selatan sebagai tempat bersemayam Samin Surosentiko, dan Desa Tapelan di Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, yang memiliki jumlah terbanyak pengikut Samin. Mengutip karya Harry J. Benda dan Lance Castles (1960), Suripan menyebutkan, orang Samin di Tapelan memeluk saminisme sejak tahun 1890. Dalam Encyclopaedie van Nederlandsch Indie (1919) diterangkan, orang Samin seluruhnya berjumlah 2.300 orang (menurut Darmo Subekti dalam makalah Tradisi Lisan Pergerakan Samin, Legitimasi Arus Bawah Menentang Penjajah, 1999, jumlahnya 2.305 keluarga sampai tahun 1917, tersebar di Blora, Bojonegoro, Pati, Rembang, Kudus, Madiun, Sragen, dan Grobogan) dan yang terbanyak di Tapelan. Sebagai gerakan yang cukup besar saminisme tumbuh sebagai perjuangan melawan kesewenangan Belanda yang merampas tanah-tanah dan digunakan untuk perluasan hutan jati pada zaman penjajahan di Indonesia. Sekitar tahun 1900, mandor hutan yang menjadi antek Belanda mulai menerapkan pembatasan bagi masyarakat dalam soal pemanfaatan hutan. Para mandor itu berbicara soal hukum, peraturan, serta hukuman bagi yang melanggar. Tapi para saminis, atau pengikut Samin, menganggap remeh perkara itu. Sosialisasi hukum itu lantas ditindaklanjuti pemerintah Belanda dengan pemungutan pajak untuk air, tanah, dan usaha ternak mereka. Pengambilan kayu dari hutan harus seizin mandor polisi hutan. Pemerintah Belanda berdalih semua pajak itu kelak dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Akal bulus itu ditentang oleh masyarakat pinggir hutan di bawah komando. Samin Surosentiko yang diangkat oleh pengikutnya sebagai pemimpin informal tanpa persetujuan dirinya. Oleh para pengikutnya Samin Surosentiko dianggap sebagai Ratu Tanah Jawi atau Ratu Adil Heru Cakra dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam. Para pengikut Samin berpendapat, langkah swastanisasi kehutanan tahun 1875 yang mengambil alih tanah-tanah kerajaan menyengsarakan masyarakat dan membuat mereka terusir dari tanah leluhurnya. Sebelumnya, pemahaman pengikut Samin adalah: tanah dan udara adalah hak milik komunal yang merupakan perwujudan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Mereka menolak berbicara dengan mandor-mandor hutan dan para pengelola dengan bahasa krama. Sebagai gantinya para saminis memperjuangkan hak-haknya dalam satu bingkai, menggunakan bahasa yang sama, Jawa ngoko yang kasar alias tidak taklim. Sasaran mereka sangat jelas, para mandor hutan dan pejabat pemerintah Belanda. Ketika mandor hutan menarik pajak tanah, secara demonstratif mereka berbaring di tengah tanah pekarangannya sambil berteriak keras, “Kanggo!” (punya saya). Ini membuat para penguasa dan orang-orang kota menjadi sinis dan mengkonotasikan pergerakan tersebut sebagai sekadar perkumpulan orang tidak santun. Penguasa bahkan mendramatisasikan dengan falsafah Jawa kuno yang menyatakan “Wong ora bisa basa” atau dianggap tak beradab. Akibatnya, para pengikut Samin yang kemudian disebut orang Samin, dicemooh dan dikucilkan dari pergaulan. Ketika pergerakan itu memanas dan mulai menyebar di sekitar tahun 1905, pemerintah Belanda melakukan represi. Menangkap para pemimpin pergerakan Samin, juga mengasingkannya. Belanda juga mengambil alih tanah kepemilikan dari mereka yang tak mau membayar pajak. Namun tindakan pengasingan dan tuduhan gerakan subversif gagal menghentikan aktivitas para saminis. Sekarang pun sisa-sisa para pengikut Samin masih ditemukan di kawasan Blora yang merupakan jantung hutan jati di P. Jawa.

Cepu, Kota kecil yang menasional

Cepu adalah salah satu dari 16 kecamatan di Blora. Meski luasnya hanya 49,15 Km2, kota kecamatan yang berlokasi di perbatasan Jateng-Jatim ini namanya cukup populer dalam peta perminyakan nasional maupun internasional.
Dari kota kecil ini, ahli-ahli migas (minyak dan gas bumi), ahli geologi maupun pakar jerohan bumi berkumpul, belum ribuan lainnya yang bekerja di pertambangan migas alumni dari Sekolah Tinggi Energi Mineral (STEM) Cepu.
Dengan kandungan minyak di perut bumi dan fasilitas pendukung, menjadikan Cepu berpredikat sebagai kota minyak, nama yang layak untuk disandang. Bahkan bisa jadi, masa depan dan kemajuan industri migas nasional, bergantung disini karena para pakar dan ahli perminyakan berkumpul di kota paling timur di Jateng.
Nama Cepu cukup menjulang, bahkan "menenggelamkan" nama ibu kota kabupatennya, Blora. Namun demikian, kepopulerannya tentu tidak bisa terlepas dari nama Blora, karena pusat pemerintahan dan segala bentuk birokrasi berada di situ.
Mengapa bernama cepu? Ceritera rakyat yang melegenda, mengisahkan asal usulnya Cepu bermula dari peristiwa peperangan dua orang adipati Adipati Tedjo Bendoro (Tuban) dan Aipati Djati Koesoema Bojoengoro) Jawa Timur.
Adipati asal Bojonegoro Djati Koesoema kalah perang. Sudah menjadi adat terikat tempo dulu, yang kalah harus menyerahkan semua kekanyaannya, putra-putrinya dan membayar ganti rugi.
Termasuk putri Adipati Djati Koesoema, Retno Sari, putri cantik ini diserahkan kepada Adipati Tedjo Bendoro. Sayang, Retno Sari keberatan, dia melanggar janji dan kesapakatan adat, wanita ini melarikan diri.
Dari kisah pelarian putri rupawan ini, lahir nama-nama punden, dukuh, desa dan lokasi seperti Tuk Buntung dan lainnya. Larinya gadis, cantik membuat Adipati Tedjo Bendoro murka, dia terpaksa melepas senjata mirip panah kearah san putri, senjata itu persis mengenai bagian paha (Jawa, pupu).
Pusaka kecil mirip panah yang dilepas Adipati Tedjo Bendoro, saat itu dikenal dengan nama .Cempulungi. dan dari senjata ampuh tadi, lantas (mungkin) lahir nama Cepu.
Magnet Nama Cepu sebagai "kota minyak tentu tidak dapat melupakan jasa Andrian Stoop, kelahiran Kota Dordrect, Holand, Belanda. Rampung menyelesaikan studinya di HBS (setaraf SLTA), dia melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi fakultas tehnik geologi, bergelar Insyinyur Pertambangan.
Perjalanan yang panjang untuk mencari (menemukan) sumber migas dimulai, hingga akhirnya menemukan sumber minyak berkualitas di wilayah Cepu, Blora, Jateng. Kini dengan segala kelebihannya, Cepu menjadi magnet daerah sekitarnya, seperti Bojonegoro, Tuban, Blora dan nasional dengan temuan ladang minyak Blok Cepu.
Upaya untuk dapat mewujudkan Cepu sebagai sentrumnya Blora, kini giat dilalukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, menata kota, sarana penunjang seperti hotel berbintang, tempat hiburan dan rumah makan bermunculan.

Mengenal Diri Sendiri

Oleh: Sukirno

Di antara kita sampai saat ini masih sering bingung menentukan arah tujuan hidup ini, mau kemana dan apasih tujuan hidup kita ini? itulah yang mungkin ada dalam benak kita.
Saya jadi teringat saat masih kecil dulu saat di kelas TK, kita sering ditanya sama guru kita "anak - anak apa cita - cita kalian?" diantara kita ada yang menjawab ingin jadi pilot, ingin jadi Insinyur, ingin jadi arsitek dan masih banyak lagi jawaban yang lainnya.
Tapi seiring berjalannya waktu kita makin besar dan tambah dewasa lambat laun berubahlah cita - cita kita tadi yang begitu idealis saat masih kecil tadi. Sering kita bergumam dalam hati "ah... hidup ini kok sulit ya! cari kerjaan susah, harga barang - barang kebutuhan pokok naik, biaya hidup makin mahal" dan setumpuk gundahan dalam hati kita.
Diantara kita masih bergumam "Bagaimana akan mewujudkan keinginan lha wong hanya untuk makan aja susah kok! Mimpi kali yee" Inilah letak kesalahan pada diri kita, padahal kita diperbolehkan kok untuk memimpikan sesuatu keinginan kita. karena orang yang paling bahagia adalah orang yang mampu mewujudkan impiannya jadi kenyataan.
Kenapa cita - cita kita yang sedemikian idealnya saat masih duduk di bangku TK tidak bisa kita wujudkan? Menurut saya karena kita belum mempunyai konsep hidup yang jelas. kita belum mengetahui potensi dan kekurangan yang ada dalam diri kita sendiri.
Bila kita punya cita - cita dan mempunyai keinginan yang kuat serta kita berusaha menggapai keinginan kita tersebut saya yakin insyaalah pasti ada jalan keluarnya dan kita akan meraih kesuksesan sesuai yang kita inginkan. Orang yang sukses adalah orang yang mampu mewujudkan cita -citanya dengan cara yang halal.
Sebenarnya sekarang kita menjadi seperti ini karena hasil dari apa yang kita lakukan dimasa lampau saat kita masih sekolah atau masih kuliah. Dan apa yang kita lalukan hari ini adalah cerminan masadepan diri kita, menjadi apa diri kita lima belas tahun atau dua puluh tahun yang yang akan datang bisa dilihat dari apa yang akan kita perbuat sekarang.
Bagaimana kehidupan kita di akherat kelak adalah hasil dari perbuatan kita didunia ini. Bila kita harus merasakan betapa pedihnya siksaan neraka bukannya Allah tidak sayang pada hambanya, dan bila kita ditempatkan di Surga yang begitu indah dengan segala fasilitas yang serba wahh... ! bukannya Allah pilih kasih pada hambanya tetapi itu semua adalah hasil dan pertanggungjawaban selama kita hidup didunia ini.
Manusia telah diperintahkan oleh Allah untuk melaksanakan ibadah yang sifatnya habbluminuallah seperti sholat, puasa, zakat, ibadah haji dll. Dan juga diperintahkan oleh Allah SWT untuk ibadah habbluminannas yaitu ibadah yang behubungan langsung dengan manusia lainya seperti infaq, sedekah, menolong orang yang lagi kesusahan dll. Itu semua dalam rangka kita memfungsikan diri sebagai kholifah / pengelola di muka bumi ini dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada sang Khaliq,
Bahwa Allah SWT telah berfirman dalam al Qur’an yang artinya :
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" (QS Adz Dzaariyaat :56)
Jadi tujuan utama hidup kita di ciptakan oleh Allah SWT ke dunia ini adalah dalam rangka kita menghamba pada Nya, manusia sebagai kholifah dimuka bumi ini diberikan hak untuk mengelola sumberdaya alam yang ada dibumi ini, bekerja sesuai dengan profesi dan keahlian kita masing – masing, bila kita sebagi karyawan maka marilah kita menjadi karyawan yang beriman dan profesioanal dalam menjalankan tugas dantanggung jawab kita. jangan sampai lupa kita tetap pada tujuan utama hidup kita yaitu dalam rangka menghamba pada Allah SWT sehingga kita bisa bermanfaat bagi orang – orang di sekitar kita.
salam,
Sukirno

Indahnya Pacaran Setelah Pernikahan 2

Oleh: Sukirno

Setelah liqo' murobbi ana nanyai lagi "bagaimana akh udah dipertimbangkan tawaran yg kemarin? " Bagaimana Pak ya ana masih bingung nih, emang umurku dah 25 thn, tapi penghasilanku msh pas - pasan" jawabku. "ya gak papa bila begitu".
Bulan Februari'04 Saat Wisuda bapak & emak ku undang ke Balikpapan walaupun dengan naik kapal laut, walaupun aku kuliah dengan biaya sendiri tapi ku ingin membahagiakan ortu dengan mengundangnya di acara wisudaku, saat malam hari di kost bapakku bilang "Kir apa kamu dah punya calon istri?" "masih belum kepikiran pak" jawabku, mengapa tiba- tiba bapakku menanyakan masalah ini? kemarin murobbi ana juga menanyakan mslh pendamping hidup ini. "Begini Kir bila kamu mau bagimana kamu kalau menikah aja sama Ella anaknya pak Modin di kampung" apa pak menikah dengan ella? jawabku emangnya kenapa? Enggak pak saya kan belum kenal sama Ella sedangkan ella seperti apa dan bagaimana orangnya saya kan belum tahu? jawabku. "Ella itu lulusan saat di Aliyah juga di pondok pesantren, jadi kamu gak usah kuatir mengenai ke Islamannya tapi dia sekarang masih kulih semester 5 di Semarang" waduh nanti dulu ajalah pak saya kan masih susah kerjaan belum mapan dan gajipun masih pas - pasan.
Setelah acara wisuda ortuku pulang ke Cepu lagi dengan harapan aku bisa kelak aku bisa menikah dengan Ella.
Menjelang tidur aku gelisah bagaimana nich kok orang - orang terdekattku pada nawarin aku calon istri? sedangkan aku belum siap nikah? tapi emang benar sih umurku sudah cukup dan aku juga takut maksiat. tapi sekarang yang saya pilih yang mana? Murobbi nawarin calon, ortu juga nawarin calon.
Sehabis sholat fardhu & sholat istikharah saya selalu memohon untuk diberikan yang terbaik untukku, setelah kurang lebih 3 bulan ana berpikir minta petunjuk pada Allh maka dengan tekad bulat dan dengan mengambil resiko yang akan terjadi ana menentukan pilihan untuk menerima Ella calon istri yaang di pilihkan ortuku.
Hari sabtu siang kantor libur ana berkunjung ke rumah Morobbi, setelah sampai di rumah murobbi ana ngucapkan asalamualaikum...... waalaikum salam ooo akhi kirno silahkan masuk akhi... saya langsung masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu "tumben siang - siang begini kesini ada apa akhi..." Begini akhi mohon maaf sebelumnya mengenai tawaran antum yang kemarin, ooo yang calon istri yang ana tawarka itu ya...!! iya akhi, orang tua ana juga ngasih tawaran calon istri pada ana, namanya Ella dia luusan Aliyah dan pondok pesantren sekarang masih kuliah semester 5 di Semarang" jawabku, " dia dikampus ikut liqo gak" tanya murobbi ana padaku। "insyaallah ikut akh" jawabku। " setelah ana pertimbangkan dengan masak - masak ana memilih Ella akh" dia dijawa jadi lebih dekat sama keluarga di jawa nantinya... ooo gak papa bila begitu, saran ana antum harus bisa membimbing dia. setelah ngobrol panjang lebar saya pamit untuk pulang.
Seminggu kemudian saya nelpon Ella "Hallo assalamualaikum" saya mulai menegur dia "waalaikum salam" jawabnya. "apa bener ini Ella" "iya benar ini siapa ya" "ini aku kirno" "o ya ada perlu apa ya..." " begini kemarin saya dikasih tahu bapa untuk menikah denganmu bagaimana menurutmu" " lho kita khan belum pernah ketemu dan belum saling mengenal" "iya tapi aku yakin dengan apa yang dikatakan ortuku dan aku tidak mau pacaran denganmu aku hanya ingin menikah denganmu bila kamu mau bagaimana" "Klo saya sih mau aja, tapi saya harus minta pertimbangna dulu sama ibu ya!" " ya OK deh saya tunggu nanti jawabannya"
Malam harinya dengan dengan deg - degan dan hati yang gelisah aku nelpon ibunya Ella bahwa aku akan menikahi anaknya "Hallo 'asalamualaikum..." sapaku di telpon "wa'alaikum salam" jawab ibunya Ella "Bu saya akan menikahi Ella habis lebaran nanti bagaimana bu apa ibu bekenan??" "kenapa kok ingin cepat - cepat Ella kan masih kuliah apa gak nanti setelah lulus kuliah aja?" jawab ibunya Ella, waduh gimana nich..... gumamku dalam hati "e e e begini bu... saya takut maksiat dihati bila lama di tunda" jawabku, "ya terserah kamulah bagaimana baiknya" ibunya Ella menjawab. alhamdulillah akhirnya ibunya ella berkenan juga. "saya minta nanti habis lebaran ya bu akad nikahnya" jawabku. "iya nanti biar orang rumah aja yg mengatur" alhamdulillah hirobbil 'alamin akhirnya ibunya ella dah setuju.
Ibunya Ella dah setuju dan Ella pun dah mau menjadi calon istriku lalu aku nelpon ortuku untuk minta di lamarkan. alhamdulillah lamaran ortuku diterima ortunya Ella, dan hari akad nikah pun telah ditentukan setelah lebaran.
Akhir bulan puasa 2005 saya pulang kampung dengan jantung yang deg - degan saya menginjakkan kakiku di kampung halaman, setahun lebih saya tidak pulang kampung tp tidak ada perubahan yg berarti di kampungku.
Ya Allah sudah mampukah aku nanti menjadi seorang suami? doaku setiap habis sholat. Hari lebaran ke 7 adalah hari H akad nikahku dengan Ella. dengan diantar pakai sepeda motor aku ke KUA untuk akad Nikah demikian pun Ella dia diantar pakai sepeda motor juga.
Sampai di KUA Cepu kami masih nungguin "naib"nya setelah naibnya datang kamipun masuk ruangan yang memang disediakan untuk akad nikah. Alhamdulillah lafadz akad nikah saya ucapkan dengan lancar dan sudah dinyatakan sah oleh pak Naib. Setelah itu kai pulang, dengan ke rumahku sekarang Ella sudah resmi jadi Istriku.
Duh betapa perasaanku gak bisa takgambarkan senang, haru, takut, berampur aduk jadi satu di hatiku.
Setelah kami Menikah kamipun berpisah lagi aku kembali ke Balikpapan untuk kerja dan Istriku Ella kembali ke Semarang untu kmelanjutkan kuliah lagi.
Duh betapa kangennya aku setelah berpisah dengan istriku, satu hari aja berpisah terasa seperti setahun. kami sering telpon - telponan, sms an. seperti orang pacaran duh betapa Indahnya pacaran setelah pernikahan.
"Duh Istriku betapa bahagianya aku memiliki istri seperti kamu, aku sayang banget sama kamu, aku kan mencintaimu selalu" begitulah sms ku pada istriku. " iya bi, ummi juga sangat mencintai abi, walaupun jarak memisahkan kita ummi kan selalu setia & tetap sang pada abi".

Indahnya Pacaran Setelah Pernikahan

Oleh : Sukirno

Sore itu setelah pulang dari kantor ana berencana langsung pergi kekampus tapi niat ini ana urungkan enggak tahu kenapa perasaan enggak enak aja inginnya pulang ke kost dulu, setelah nyampai kost tiba - tiba ibu kost nyampain "Kir cepetan ini ada telpon, katanya dari temenmu" setelah ana angkat ada suara diseberang sana " Hallo.... dengan akhi Kirno? "iya akhi ana sendiri, afwan ini siapa ya? akh ane Akbar temen liqo' antum Ooo.. akh Akbar ada khabar apa akhi? Begini akhi acara liqo'nya di ajukan hari ini tempatnya di rumahnya akh Ahmad antum bisa hadir khan?" " iya akhi ana akan hadir" OK ya akhi wasalamualaikum,... akh Akbar menutup telponnya.
Padahal tadi ana berencana Mo ke kampus ngelihat pengumuman hasil Yudisium di kampus, ah nanti setelah liqo aja dech ana langsung ke kampus gumam ana dalam hati.
Lalu saya mandi dan langsung ke Masjid untuk Magrib berjamaah, habis magrib ana langsung menuju rumah akh Ahmad, temen - temen liqo' ana ternyata sdh pada ngumpul. seperti biasa sambil nungguin murobbi, kita langsung mulai agenda liqo' Pas Adzan Isya akh Kus sebagai murobbi kita datang dan kita langsung Isya berjamah. setelah isya kita melanjutkan lg agenda liqo' kita. Setelah acara liqo' selesai akh Kus nyodorin ngasih selembar kertas kepada ana, "akhi Kirno ini ada biodata Akhwat yg sudah siap untuk di kitbah, orangnya sudah kerja lho akh dan insayallah sholehah...! waduh gimana nich dalam hati ana " "iya akhi ana pertimbangkan dulu" jawab ana.
Setelah liqo selesai ana langsung menuju kampus melihat pengumuman yusdisium, Alhamdulillahirobbil 'alamin ana telah dinyatakan lulus dan sudah boleh ikut wisuda bulan depan. ana langsung pulang ke kost malam sebelum tidur ana terngiang dengan tawaran Murobbi ana tadi, apa ana sudah siap untuk menikah? sementara kerja aja masih seperti ini penghasilan pas - pasan untuk makan, bayar kost & kuliah. ah nanti ajalah... akhirnya ana tertidur...!!
Sepekan sudah berlalu ini hari selasa malam Rabu waktunya liqo' lagi kali ini di rmh akh Akbar, setelah liqo' selesai akh Kus nanyain lagi,...................