Tresno - Makaryo - Guyub )|( Ngajewantahaken Indonesia Ingkang Adil lan Sejahtera

Monday, June 9, 2008

KERJA & DAKWAH

Jadi pekerja tambang ya..beginilah resikonya, berangkat pagi – pagi sebelum sholat subuh tiba bahkan suara ayam berkokokpun belum terdengar.tetapi kita para karyawan sudah di tungguin bus yang setia mengantar dan menjemput sampai ke PIT A.tiap hari saya berangkat kerja jam 04:50 dan melaksanakan Sholat subuh di mushola PIT A karena bila saya ikut jamaah di masjid yang ada di dekat rumah kontrakan pasti ketinggalan bus, bekerja dilapangan memang memerlukan ketahanan fisik & kekuatan mental, karena yang kita hadapi adalah pekerjaan yang sangat berisiko tinggi belum lagi ngatur orang yang dari berbagai macam latar belakang yang berbeda dan banyak banget kemauannya jadi ya harus sabar. Mudah – mudahan benar apa yang sering dibilang pak ustadz “orang sabar itu di sayang ALLAH”

Sore itu jam di tanganku menunjukkan pukul 18:40 sampai di depan penginapan Sinar Polmas aku turun dari bus untuk mengambil jatah nasi bungkus, cucian baju kerja dan sekalian mandi karena dah 2 minggu lebih air PDAM tidak mangalir di kontrakanku. huh… !! kesal juga tuh PDAM maunya ngambil uangnya aja tapi pelanggannya tidak dilayani dengan baik, “Pak nasi bungkus dan bajunya ada diatas meja samping tempat makan non staff ya” kata salah seorang karyawan Polmas “iya Dik makasih ya” jawabku. Setelah kuambil aku langsung pulang ke kontrakan dengan jalan kaki.

“Assalamualaikum…!!! Ummi dimana ya kok gak ada jawaban, aku langsung aja masuk Oh…ternyata istriku lagi sholat magrib, aku pun langsung menaruh barang – barang bawaanku dan langsung ganti baju. Setelah istriku selesai sholat langsung menyambutku dengan mencium tanganku duh..betapa bahagianya hati ini alhamdulillah saya mempunyai istri yang insyaallah istri yang solekhah. kemudian saya ambil air wudhu dan langsung sholat magrib, beginilah resiko jadi pekerja tambang Magrib jarang berjamaah, entah sampai kapan aku harus menjalani hidup seperti ini.

Setelah Magrib saya & Istri makan bersama makan nasi bungkus jatah dari penginapan, yach itung – itung sambil berhemat karena kita hidup di perantauan jauh dari keluarga. Sambil nunggu Isya kami ngobrol hal – hal ringan, aduh badan terasa pegal – pegal dan capek banget setelah seharian bekerja 12 jam di tambang, tiba – tiba SMS masuk di HP bututku setelah ku buka ternyata dari Akhi Muliadi

“Aslm akh kirno jgn lupa nanti ba’da isya kita siltrahim dg ikhwah DPC PKS di rumahnya pak Kasnadi untuk memfollowup taklim pekanan.”

Duh hampir aja aku lupa dengan acara yg sudah kami agendakan sepekan yang lalu itu.

“OK akhi, ntar ane mbonceng motor antum ya!’

Tidak lama suara adzan isya’ dari masjid Assalam yang berada di depan kontrakanku berkumandang. Aku pun bergegas menuju masjid, memang lebih enak kita bila bisa sholat berjamaah selain lebih tenang & kusyu’ insyaallah pahala kita juga akan di lipatgandakan sampai 27 kalidibanding bila kita sholat munfarid.

Ba’da Isya’ Saya & Akh Muliadi langsung meluncur kerumahnya pak Kasnadi yang berada di bekas komplek base camp perusahaan kayu Porodisa Bontang Raya atau lebih di kenal PBR yang sudah gulung tikar lantaran terimbas krisis moneter. Kita kesana melewati jalan yang masih asli tanah belum tersentuh aspal, di kanan kiri jalan rawa – rawa dan masih jarang rumah penduduk.bila hujan turun jalanan ini tidak bisa dilewati.

“Akhi, sayang banget malam ini akhi Rudi gak bisa ikut ya…!!” kata akh Adi “iya akh dia lagi masuk kerja malam” jawabku, Akhi Rudi adalah teman saya kerja di Darma Henwa tetapi dulu kuliahnya satu almamater sama akh Muliadi dan sama – sama aktif di Lembaga dakwah kampus.

“Akhi nanti agenda apa aja yang akan kita bahas? Tanya akh Muliadi pada saya,
Apa ya akh biar mereka tertarik & Taklim rutin ini bisa jalan, ini aja akh biar mereka senang kasih aja informasi – informasi yang terbaru dari DPD Sangatta”
Walaupun statusnya sudah pengurus DPC tetapi mereka belum kader inti, mereka belum terbina di tarbiyah ya memang karena desa ini sangat jauh dari kota Sangata jadi ikhwah kita masih agak susah menjaangkau dakwah di daerah ini.

“Akhi ini adalah tahapan kita untuk dakwah dimasyarakat, inilah dakwah yang sesunggunhnya, berbeda banget bila dibandingkan ketika kita dakwah di kampus yang semuanya serba ideal & masyarakat kampus yang penuh dengan dinamika pemikiran.”
Kataku pada akh Muliadi “iya akh, dan disini masyarakatnya campuran ada yang kerja di perusahaan, ada yang pedagang kecil dan adapula yang bertani, kita harus ngerti apa keinginan dan kebutuhan mereka” jawab Akh Muliadi,
”Mereka lebih mengutamakan ekonomi buat apa mereka ngaji tapi perut lapar” kataku, “Iya inilah tantangan buat kita untuk berdakwah di masyarakat sini kata” akh Muliadi

Saking asyikanya diskusi di perjalanan tidak terasa kita sudah sampai di depan rumah pak Kasnadi, ternyata pak Kasnadi sudah nungguin kita, kita pun langsung dipersilahkan masuk, sambil nungguin temen- temen yang lain kita sambil ngobrol, sudah ada sekitar 8 orang di ruang tamu termasuk pak ustad Sabran, tetapi kok pak Abdullah yang dari Sepaso selatan belum ada kelihatan, maka pak Kasnadi nelpon pak Abdullah dan ternyata di rumah pak Abdullah kita malah sudah ditungguin,wh..miskomunikasi dan ternyata ditempatnya pak Abdullah juga sudah banyak temen – temen yang ngumpul. Setelah dicapai kesepakatan antara kita, maka kita yang ngalah untuk kesana dan sambil silaturahmi ke Sepaso selatan yang memang desanya agak terpencil, untuk mencapai kesana kita harus naik perahu kecil,jadi kendaraan kita parkir diseberang.
“Awas akhi hati – hati, berani gak naik perahu” kata akh Muliadi “Ok akh jangan kuatir, coba akh Rudi ini ikut pasti tambah seru akh” jawabku.
Ooo pengalaman dakwah yang luar biasa & mendebarkan bagiku, malam – malam begini harus menyeberangi sungai dengan perahu kecil yang dimuati 4 orang, bibir perahunya hampir menyentuh permukaan air.

Sesampainya di seberang kita langsung masuk kerumahnya pak Abdullah, alhamdulillah semuanya sudah masuk ada +-15orang, acarapun segera dimulai setelah dibuka pak Ustad Sabran memberikan tausiahnya, dan selanjutnya untuk awal pertemuan ini kita saling memperkenalkan diri dan menanggapi apa aspirasi dan keinginan temen – temen disini. Ternyata memang berbeda banget dengan ketika kita masih dikampus disini mereka minta ini – itu yang berhubungan dengan kebutuhan sehari – hari. Ada yang minta dibuatkan proposal untuk kelompok taninya, ada yang minta diperbaikin masjidnya dll. Tapi yang membuat senang mereka tetap semangat bahkan mereka minta kita sering – sering ngadain silaturahmi ,insyaAllah kedepannya akan kita buat agenda taklim pekanan.

Tak terasa sudah jam 22:15 , kita langsung pamitan untuk pulang degan naik sampan lagi kita menyebrangi sungai. Setelah sampai di seberang saya sama akh Muliadi langsung ngambil motor dan langsung melanjutkan perjalanan pulang.kita sampai rumah pukul 22.45 “Duh… pasti istriku dah nungguin di rumah atau mungkin dah ketiduran” setelah sampai rumah istriku membukakan pintu,ternyata belum tidur dan masih nungguin saya pulang.
“Ummi afwan ya, abi pulang agak malam tadi acaranya tidak jadi ditempatnya pak Kasnadi tapi titempat yang sangat jauh, kita menyeberangi sungai juga. Pokoknya pengalaman yang sangat berkesan lah Mi” kataku pada Istriku, ”Iya sudah gak papa, sekarang abi harus istirahat dulu kan besok abi harus kerja lagi” jawab istriku. “Iya Mi, biarpun sangat melelahkan tapi abi merasa senang banget bisa melakukan ini bisa silaturahmi ke saudara – saudara kita yang ada di pelosok bengalon, Inilah yang membuat abi menjadi lebih bersemangat untuk menjalani hidup ini…!!