Senin, 07 Desember 2009
http://diskominfo-blora.blogspot.com/
Amankan Jembatan Gantung
BLORA - Setelah dua kali rusak selama tahun ini akibat diseruduk truk trailer, jembatan gantung atau yang dikenal sebagai Buk Brosot yang digunakan untuk rel lokomotif uap tua yang dikelola Perhutani KPH Cepu diperhatikan.
Sekitar 50 meter di dua sisi sebelum jembatan, dipasangi tiang melintang di atas jalan. Jika truk menyeruduk pipa melintang yang dipasang itu, berarti kendaraan tersebut juga akan menyeruduk jembatan. Karena sudah ada peringatan tinggi maksimal 4,40 meter.
Jembatan yang melintang di atas jalan Blora-Cepu tepatnya di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong itu terakhir rusak pada awal September lalu, karena diseruduk trailer. Akibat serudukan tersebut, besi penopang rel, bantalan, dan rel sepanjang sekitar 10 meter terlepas dari beton penopang dan melengkung, sehingga tidak dapat digunakan lagi. Kerusakan saat itu sudah kali kedua. Sebab, pada pada 14 Juni lalu jembatan tersebut sudah pernah ambrol. Saat itu, truk kontainer menabrak besi penopang rel yang dibuat tahun 1915 itu.
Kerugian Perhutani akibat peristiwa itu sebesar Rp 60 juta. Jika tidak segera diperbaiki, kerugian akan bertambah. Sebab, loko wisata tidak dapat beroperasi lagi. Ketika jembatan itu rusak pada Juni lalu, Perhutani terpaksa membatalkan sejumlah tur yang bernilai puluhan juta rupiah. (ono)
http://diskominfo-blora.blogspot.com/
Amankan Jembatan Gantung
BLORA - Setelah dua kali rusak selama tahun ini akibat diseruduk truk trailer, jembatan gantung atau yang dikenal sebagai Buk Brosot yang digunakan untuk rel lokomotif uap tua yang dikelola Perhutani KPH Cepu diperhatikan.
Sekitar 50 meter di dua sisi sebelum jembatan, dipasangi tiang melintang di atas jalan. Jika truk menyeruduk pipa melintang yang dipasang itu, berarti kendaraan tersebut juga akan menyeruduk jembatan. Karena sudah ada peringatan tinggi maksimal 4,40 meter.
Jembatan yang melintang di atas jalan Blora-Cepu tepatnya di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong itu terakhir rusak pada awal September lalu, karena diseruduk trailer. Akibat serudukan tersebut, besi penopang rel, bantalan, dan rel sepanjang sekitar 10 meter terlepas dari beton penopang dan melengkung, sehingga tidak dapat digunakan lagi. Kerusakan saat itu sudah kali kedua. Sebab, pada pada 14 Juni lalu jembatan tersebut sudah pernah ambrol. Saat itu, truk kontainer menabrak besi penopang rel yang dibuat tahun 1915 itu.
Kerugian Perhutani akibat peristiwa itu sebesar Rp 60 juta. Jika tidak segera diperbaiki, kerugian akan bertambah. Sebab, loko wisata tidak dapat beroperasi lagi. Ketika jembatan itu rusak pada Juni lalu, Perhutani terpaksa membatalkan sejumlah tur yang bernilai puluhan juta rupiah. (ono)