Di antara kita sampai saat ini masih sering bingung menentukan arah tujuan hidup ini, mau kemana dan apasih tujuan hidup kita ini? itulah yang mungkin ada dalam benak kita.
Kehidupan
kita saat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana masa kecil kita berada
untuk tumbuh dan berkembang berada. Sebagai contoh penulis yang masa kecil
hidupnya di sebuah desa dibilangan kec. Cepu kab. Blora yang jauh dari hiruk
pikuknya keramaian kota besar yang sebagian besar penduduknya mata
pencahariannya adalah petani yang hidupnya sangat sederhana kalau gak bisa dibilang
pas – pasan dari segi ekonomi dan sangat sedikit sekali petani – petani di desa
penulis yang kalau sakit lantas pergi ke dokter untuk berobat karena puskesmas
pun belum ada, sehingga pilihan utama mereka adalah mendatangi dukun untuk
menyembuhkan sakitnya, yang mana diantara petunjuk dari dukun itu tentunya mengandung
kesyirikan.
Tentu ada yang tidak beres dengan keadaan seperti itu, tapi apa mau dikata karena kemiskinan dan minimnya pendidikan yang membuat pilihannya seperti itu. Dengan kemauan kuat untuk merubah kehidupan masyarakat dilingkungan sekitar itu makanya orang tua penulis selalu memberikan sugesti “nak sekolaho sing pinter mbesok yen gedhe’ be’n dadi dokter” Nak sekolahlah yang pintar nanti kalu sudah besar biar jadi dokter. Setiap mau berangkat sekolah kata- kata itu selalu terulang ditelinga penulis, agar bisa merubah kondisi ekonomi keluarga sehingga tidak larut dalam lingkungan sekitar. Maka menjadi dokter adalah cita – cita penulis saat kecil dan saat kelas 5 SD pun terpilih menjadi dokter kecil mewakili sekolah untuk lomba tingkat kecamatan.
Dengan seiring berjalannya waktu dan dengan keterbatasan ekonomi makin besar dan tambah dewasa lambat laun berubahlah cita - cita tadi yang begitu idealis saat masih kecil tadi. Sering bergumam dalam hati "ah... hidup ini kok sulit ya! cari kerjaan susah, pengangguran ada dimana – mana, harga barang - barang kebutuhan pokok naik, biaya hidup makin mahal" dan setumpuk gundahan dalam hati.
Tentu ada yang tidak beres dengan keadaan seperti itu, tapi apa mau dikata karena kemiskinan dan minimnya pendidikan yang membuat pilihannya seperti itu. Dengan kemauan kuat untuk merubah kehidupan masyarakat dilingkungan sekitar itu makanya orang tua penulis selalu memberikan sugesti “nak sekolaho sing pinter mbesok yen gedhe’ be’n dadi dokter” Nak sekolahlah yang pintar nanti kalu sudah besar biar jadi dokter. Setiap mau berangkat sekolah kata- kata itu selalu terulang ditelinga penulis, agar bisa merubah kondisi ekonomi keluarga sehingga tidak larut dalam lingkungan sekitar. Maka menjadi dokter adalah cita – cita penulis saat kecil dan saat kelas 5 SD pun terpilih menjadi dokter kecil mewakili sekolah untuk lomba tingkat kecamatan.
Dengan seiring berjalannya waktu dan dengan keterbatasan ekonomi makin besar dan tambah dewasa lambat laun berubahlah cita - cita tadi yang begitu idealis saat masih kecil tadi. Sering bergumam dalam hati "ah... hidup ini kok sulit ya! cari kerjaan susah, pengangguran ada dimana – mana, harga barang - barang kebutuhan pokok naik, biaya hidup makin mahal" dan setumpuk gundahan dalam hati.
Diantara kita masih bergumam "Bagaimana akan mewujudkan cita – cita lha wong hanya untuk makan aja susah kok! " Inilah letak kesalahan pada diri kita, padahal kita diperbolehkan kok untuk memimpikan sesuatu keinginan kita. karena orang yang paling bahagia adalah orang yang mampu mewujudkan impiannya jadi kenyataan.
Setiap
keberhasilan itu tentu ada syaratnya dan setiap kegagalan tentu ada penyebabnya,
syarat utaman untuk menjadi berhasil adalah berusaha dengan segala daya dan
upaya yang kita miliki, rajin, jujur dalam setiap usahanya, tidak mudah putus
asa dan pantang menyerah, setelah prosesnya kita laksanakan sepenuhnya kita
ihtiar dan berdo’a setiap habis Sholat kepada Allah semoga apa yang kita
upayakan sesuai dengan harapan. Bila
syarat – syarat keberhasilan tadi telah
kita upayakan dan kita masih gagal maka itu karena belum saatnya kita diberikan
keberhasilan dan kita tidak lantas berlarut dalam kesedihan. Yakinlah bahwa
Allah mempunyai rencana yang lebih indah dari apa yang kita inginkan. Dan harus
kita evaluasi apa penyebab dari kegagalan ini yang diantaranya adalah rasa malas, tidak sungguh –
sungguh dalam berusaha.
Bila kita punya cita - cita dan
mempunyai keinginan yang kuat serta kita berusaha menggapai keinginan kita
tersebut penulis
yakin insyaalah pasti ada jalan keluarnya, ada niat pasti ada kesempatan dan kita akan meraih
kesuksesan sesuai yang kita inginkan. Menurut penulis orang yang sukses adalah
orang yang mampu mewujudkan cita -citanya dengan cara yang halal.Sebenarnya sekarang kita menjadi seperti ini karena hasil dari apa yang kita lakukan dimasa lampau saat kita masih sekolah atau masih kuliah. Dan apa yang kita lalukan hari ini adalah cerminan masadepan diri kita, menjadi apa diri kita lima belas tahun atau dua puluh tahun yang yang akan datang bisa dilihat dari apa yang akan kita perbuat sekarang.
Bagaimana kehidupan kita di akherat kelak adalah hasil dari perbuatan kita didunia ini. Bila kita harus merasakan betapa pedihnya siksaan neraka bukannya Allah tidak sayang pada hambanya, dan bila kita ditempatkan di Surga yang begitu indah dengan segala fasilitas yang serba wahh... ! bukannya Allah pilih kasih pada hambanya tetapi itu semua adalah hasil dan pertanggungjawaban selama kita hidup didunia ini.
Manusia telah diperintahkan oleh
Allah untuk melaksanakan ibadah yang sifatnya habbluminuallah seperti sholat,
puasa, zakat, ibadah haji dll. Dan juga diperintahkan oleh Allah SWT untuk
ibadah habbluminannas yaitu ibadah yang behubungan langsung dengan manusia
lainya seperti infaq, sedekah, menolong orang yang lagi kesusahan dll. Itu
semua dalam rangka kita memfungsikan diri sebagai kholifah / pengelola di muka
bumi ini dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada sang Khaliq,
Bahwa Allah SWT telah berfirman
dalam al Qur’an yang artinya :
"Dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" (QS Adz
Dzaariyaat :56)
Apapun
profesi kita sat ini tujuan
utama hidup kita diciptakan oleh Allah SWT ke dunia ini adalah dalam rangka
kita menghamba pada Nya, manusia sebagai kholifah dimuka bumi ini diberikan hak
untuk mengelola sumberdaya alam yang ada dibumi ini, bekerja sesuai dengan
profesi dan keahlian kita masing – masing, bila kita sebagi karyawan, dokter,
insinyur, trainer, pengusaha, maka marilah kita menjadi karyawan, dokter,
insinyur, trainer, pengusaha yang beriman dan profesioanal dalam menjalankan tugas
dantanggung jawab kita. Jangan sampai lupa kita tetap pada tujuan utama hidup kita
yaitu dalam rangka menghamba pada Allah SWT sehingga kita bisa bermanfaat bagi
orang – orang di sekitar kita.Salam,
Ketua Forum Komunikasi Pemuda Graha Indah – Balikpapan.
No comments :
Post a Comment