by Ibnu92 on 11:47 AM, 14-Apr-11
“Untuk saudaraku diIndonesia ,
mengapa saya harus memilih dan
mengirimsurat ini untuk kalian di Indonesia .
Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa?
Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negri kalian berpenduduk muslim
terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?
Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah,
saya sempat berkenalan dengan
salah seorang aktivis dakwah dari
jama’ah haji asalIndonesia ,
dia mengatakan kepadaku, setiap
tahun musim haji ada sekitar 205
ribu jama’ah haji berasal dariIndonesia
datang ke Baitullah ini.
Wah, sungguh jumlah angka yang
sangat fantastis dan membuat
saya berdecak kagum.
Lalu saya mengatakan kepadanya,
saudaraku, jika jumlah jama’ah haji asalGaza
sejak tahun 1987
sampai sekarang digabung, itu
belum bisa menyamai jumlah
jama’ah haji dari negara kalian dalam satu musim haji saja.
Padahal jarak tempat kami ke
Baitullah lebih dekat dibanding
kalian. Wah pasti uang kalian
sangat banyak, apalagi menurut
sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang
memnunaikan ibadah haji yang
kedua kalinya, Subhanallah.
Wahai saudaraku diIndonesia ,
Pernah saya berkhayal dalam hati,
kenapa saya dan kami yang ada di
Gaza ini, tidak
dilahirkan di negri
kalian saja. Pasti sangat indah dan
mengagumkan. Negri kalian
aman, kaya, dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang
negri kalian.
Pasti ibu-ibu disana amat mudah
menyusui bayi-bayinya, susu
formula bayi pasti dengan mudah
kalian dapoatkan di toko-toko dan
para wanita hamil kalian
mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka
inginkan.
Ini yang membuatku iri
kepadamu saudaraku, tidak seperti
di negri kami ini. Tidak jarang
tentaraIsrael
menahan mobil
ambulance yang akan
mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang
lebih lengkap alatnya di daerah
Rafah. Sehingga istri kami
terpaksa melahirkan di atas
mobil, ya di atas mobil saudaraku.!
Susu formula bayi adalah barang
langka diGaza
sejak kami
diblokade 2 tahun yang lalu,
namun istri kami tetap menyusui
bayi-bayinya dan menyapihnya
hingga 2 tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar
Asi mereka, istri kami rela
minum air rendaman gandum.
Namun, mengapa di negri kalian,
katanya tidak sedikit kasus
pembuangan bayi yang tidak jelas
siapa ayah dan ibunya. Terkadang
ditemukan mati di parit-parit,
selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dai informasi di
televisi.
Dan yang membuat saya terkejut
dan merinding, ternyata negri
kalian adalah negri yang
tertinggi kasus aborsinya untuk
wilayahAsia . Astaghfirullah. Ada
apa dengan kalian? Apakah karena di negri kalian tidak ada konflik
bersenjata seperti kami disini,
sehingga orang bisa melakukan
hal hina seperti itu? Sepertinya
kalian belum menghargai arti
sebuah nyawa bagi kami disini.
Memeang hampir setiap hari di
Gaza sejak penyerangan Israel ,
kami menyaksikan bayi-bayi kami
mati. Namun, bukanlah di
selokan-selokan atau got-got
apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati
syahid karena serangan roket
tentaraIsrael !
Kami temukan mereka tak
bernyawa lagi di pangkuan
ibunya, di bawah puing-puing
bangunan rumah kami yang
hancur oleh serangan Zionis
Israel .
Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset
perjuangan kami terhadap
penjajah Yahudi. Mereka adalah
mata rantai yang akan
menyambung perjuangan kami
memerdekakan negri ini.
Perlu kalian ketahui, sejak
seranganIsrael
tanggal 27
Desember 2009 kemarin, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya
adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai
hari ini, kami menyambut
lahirnya 3000 bayi baru di jalur
Gaza , dan
Subhanallah kebanyakan
mereka adalah anak laki-laki dan
banyak yang kembar, Allahu Akbar!
Wahai saudaraku diIndonesia ,
Negri kalian subur dan makmur,
tanaman apa saja yang kalian
tanam akan tumbuh dan berbuah,
namun kenapa di negri kalian
masih ada bayi yang kekurangan
gizi, menderita busung lapar. Apa karena sulit mencari rizki disana?
Apa negri kalian diblokade juga?
Perlu kalian ketahui saudaraku,
tidak ada satupun bayi diGaza
yang menderita kekurangan gizi,
apalagi sampai mati kelaparan,
walau sudah lama kami diblokade.
Sungguh kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai tata usaha di
kantor pemerintahan HAMAS
sudah 7 bulan ini belum
menerima gaji bulanan saya.
Tetapi Allah SWT yang akan
mencukupkan rizki untuk kami.
Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan
pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresiIsrael .
Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku.
Dan Perdana Menteri kami, Ust Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.
Wahai saudaraku diIndonesia ,
Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqah pembinaan di negri antum (anda). Seperti
yang diceritakan teman saya,
program pengajian kalian pasti bagus, banyak kitab mungkin yang kalian yang telah baca. Dan banyak buku-buku pasti sudah kalian baca. Kalian pun bersemangatkan ?
Itu karena kalian punya waktu.
Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini. Satu jam, ya satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqah. Setelah itu kami harus terjun ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami.
Kami disini sangan menanti-nantikan saat halaqah tersebut walau hanya satu jam. Tentu kalian lebih bersyukur. Kalian
punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqah, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful disana.
Halafalan antum pasti lebih
banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang HAMAS disini wajib menghapal Surah Al-Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?
Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acar wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan diantara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an dan umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kimi disini.
Di Gaza tidak ada SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan.
Disini anak-anak belajar diantara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya
sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun kurma. Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh dianatara bunyi-bunyi senapan tentaraIsrael .
Ayat-ayat jihad paling cepat
mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.
Oh iya, kami harus berterima
kasih kepada kalian semua,
melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur. Karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.
Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini, termasuk kalian yang diIndonesia .
Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan, saudaraku. Biarlah butiran air
matamu adalah catatan bukti akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhwah
kalian kepada kami. Doa-doa dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.
Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti
saya ingin sambung dengansurat
yang lain lagi. Salam untuk semua
pejuang-pejuang Islam dan ulama-ulama kalian."
“Untuk saudaraku di
mengirim
Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negri kalian berpenduduk muslim
terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?
Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah,
saya sempat berkenalan dengan
salah seorang aktivis dakwah dari
jama’ah haji asal
tahun musim haji ada sekitar 205
ribu jama’ah haji berasal dari
Wah, sungguh jumlah angka yang
sangat fantastis dan membuat
saya berdecak kagum.
Lalu saya mengatakan kepadanya,
saudaraku, jika jumlah jama’ah haji asal
sampai sekarang digabung, itu
belum bisa menyamai jumlah
jama’ah haji dari negara kalian dalam satu musim haji saja.
Padahal jarak tempat kami ke
Baitullah lebih dekat dibanding
kalian. Wah pasti uang kalian
sangat banyak, apalagi menurut
sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang
memnunaikan ibadah haji yang
kedua kalinya, Subhanallah.
Wahai saudaraku di
Pernah saya berkhayal dalam hati,
kenapa saya dan kami yang ada di
kalian saja. Pasti sangat indah dan
mengagumkan. Negri kalian
aman, kaya, dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang
negri kalian.
Pasti ibu-ibu disana amat mudah
menyusui bayi-bayinya, susu
formula bayi pasti dengan mudah
kalian dapoatkan di toko-toko dan
para wanita hamil kalian
mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka
inginkan.
Ini yang membuatku iri
kepadamu saudaraku, tidak seperti
di negri kami ini. Tidak jarang
tentara
ambulance yang akan
mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang
lebih lengkap alatnya di daerah
Rafah. Sehingga istri kami
terpaksa melahirkan di atas
mobil, ya di atas mobil saudaraku.!
Susu formula bayi adalah barang
langka di
diblokade 2 tahun yang lalu,
namun istri kami tetap menyusui
bayi-bayinya dan menyapihnya
hingga 2 tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar
Asi mereka, istri kami rela
minum air rendaman gandum.
Namun, mengapa di negri kalian,
katanya tidak sedikit kasus
pembuangan bayi yang tidak jelas
siapa ayah dan ibunya. Terkadang
ditemukan mati di parit-parit,
selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dai informasi di
televisi.
Dan yang membuat saya terkejut
dan merinding, ternyata negri
kalian adalah negri yang
tertinggi kasus aborsinya untuk
wilayah
apa dengan kalian? Apakah karena di negri kalian tidak ada konflik
bersenjata seperti kami disini,
sehingga orang bisa melakukan
hal hina seperti itu? Sepertinya
kalian belum menghargai arti
sebuah nyawa bagi kami disini.
Memeang hampir setiap hari di
kami menyaksikan bayi-bayi kami
mati. Namun, bukanlah di
selokan-selokan atau got-got
apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati
syahid karena serangan roket
tentara
Kami temukan mereka tak
bernyawa lagi di pangkuan
ibunya, di bawah puing-puing
bangunan rumah kami yang
hancur oleh serangan Zionis
perjuangan kami terhadap
penjajah Yahudi. Mereka adalah
mata rantai yang akan
menyambung perjuangan kami
memerdekakan negri ini.
Perlu kalian ketahui, sejak
serangan
Desember 2009 kemarin, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya
adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai
hari ini, kami menyambut
lahirnya 3000 bayi baru di jalur
mereka adalah anak laki-laki dan
banyak yang kembar, Allahu Akbar!
Wahai saudaraku di
Negri kalian subur dan makmur,
tanaman apa saja yang kalian
tanam akan tumbuh dan berbuah,
namun kenapa di negri kalian
masih ada bayi yang kekurangan
gizi, menderita busung lapar. Apa karena sulit mencari rizki disana?
Apa negri kalian diblokade juga?
Perlu kalian ketahui saudaraku,
tidak ada satupun bayi di
yang menderita kekurangan gizi,
apalagi sampai mati kelaparan,
walau sudah lama kami diblokade.
Sungguh kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai tata usaha di
kantor pemerintahan HAMAS
sudah 7 bulan ini belum
menerima gaji bulanan saya.
Tetapi Allah SWT yang akan
mencukupkan rizki untuk kami.
Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan
pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresi
Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku.
Dan Perdana Menteri kami, Ust Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.
Wahai saudaraku di
Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqah pembinaan di negri antum (anda). Seperti
yang diceritakan teman saya,
program pengajian kalian pasti bagus, banyak kitab mungkin yang kalian yang telah baca. Dan banyak buku-buku pasti sudah kalian baca. Kalian pun bersemangat
Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini. Satu jam, ya satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqah. Setelah itu kami harus terjun ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami.
Kami disini sangan menanti-nantikan saat halaqah tersebut walau hanya satu jam. Tentu kalian lebih bersyukur. Kalian
punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqah, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful disana.
Halafalan antum pasti lebih
banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang HAMAS disini wajib menghapal Surah Al-Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?
Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acar wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan diantara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an dan umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kimi disini.
Di Gaza tidak ada SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan.
Disini anak-anak belajar diantara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya
sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun kurma. Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh dianatara bunyi-bunyi senapan tentara
Ayat-ayat jihad paling cepat
mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.
Oh iya, kami harus berterima
kasih kepada kalian semua,
melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur. Karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.
Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini, termasuk kalian yang di
Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti
saya ingin sambung dengan
pejuang-pejuang Islam dan ulama-ulama kalian."
No comments :
Post a Comment